Senin, 21 November 2016

KERAJAAN ISLAM DI JAWA

KERAJAAN ISLAM DI JAWA

1. KERAJAAN DEMAK
Demak berdiri tahun 1500 sebagai sebuah kerajaan yang terletak di daerah Bintoro, dekat muara sungai Demak. Raja-raja yang memerintah di Demak yaitu.
a. Raden Fatah sebagai pendiri dan raja pertama
b. Pati Unus
c. Sultan Trenggono
d. Sunan Prawoto

2. KERAJAAN MATARAM ISLAM
Mataram berdiri pada tahun 1586 dengan Raja pertama nya Sutawijaya yang bergelar Penembahan Senopati. Setelah Penambahan Senopati wafat pada tahun 1601 (di makamkan di Kotagede Yogyakarta), kemudian dilanjutkan putra nya yang bernama Mas Jolang, Raden Mas Rangsang (Sultan Agung). Mataram mencapai kejayaan pada masa Sultan Agung. Pengaruh Mataram memudar setelah Sultan Agung meninggal pada tahun 1645 M.

3. KERAJAAN ISLAM CIREBON
Asal-usul nama Cirebon terdapat dua pendapat, menurut Babad Cirebon menyebutkan bahwa kota Cirebon berasal dari kata ci dan rebon (udang kecil). Nama tersebut berkaitan dengan kegiatan para nelayan di Muara Jati, Dukuh Pasambangan, yaitu membuat terasi dari udang kecil (rebon). Adapun versi lain yang di ambil dari kitab Nagarakertabhumi menyatakan bahwa kata Cirebon adalah perkembangan kata caruban yang berasal dari istilah sarumban yang berarti pusat percamburan penduduk.
Pendiri Kerajaan Cirebon adalah Walangsungsang, namun orang yang berhasil meningkatkan status nya menjadi sebuah kesultanan adalah Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), Sunan Gunung Jati adalah keponakan sekaligus menggantikan Pangeran Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.
Sepeninggal Fatahillah, oleh karna tidak ada calon lain yang layak menjadi raja, tahta kerajaan jatuh kepada Pangeran Emas putra tertua Pangeran Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 79 tahun; hingga tahun 1649.
Saat kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Cirebon di bagi menjadi 2 yaitu Kasepuhan dan Kanoman. Pangeran Martawijaya diangkat menjadi Sultan Keraton Kasepuhan dan memerintah hingga 1703, sedangkan Pangeran Kartawijaya diangkat menjadi Sultan Keraton Kanoman dan memerintah hingga tahun 1723.

4. KERAJAAN ISLAM BANTEN
Pada awalnya kawasan Banten juga di kenal dengan Banten Girang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Kedatangan pasukan Kerajaan Demak di bawah pimpinan Maulan Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus penyebaran dakwah islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-Portugal dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini di anggap dapat membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugal dari Melaka tahun 1513. Atas perintah Trenggana, Maulana Hasannudin bersama dengan Fatahillah melakukan penyerangan dan penaklukan Pelabuhan Kelapa sekitar tahun 1527, yang waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda.
Masa Sultan Ageng Tirtayasa di pandang sebagai masa kejayaan Banten. Di bawah dia, Banten memiliki armada yang mengesankan, di bangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayaran nya Banten juga mengirimkan armada laut nya ke Sukadana atau kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat sekarang) dan menaklukan nya tahun 1661. Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang di lakukan VOC, yang sebelumnya telah melakukaan blokade atas kapal-kapal menuju Banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar